”Rekam Jejak Dinamika Paruh Bengkok di Indonesia”
Seminar
ini dibuka dengan
pembukaan oleh Rizky Darmansyah (Ketua Pelaksana), Adam G. Priambodo (Ketua KPB
Nycticorax UNJ) dan Bpk. Agung Sedayu (Pembina KPB Nycticorax UNJ). Acara
dilanjutkan dengan materi pertama diisi oleh Jihad, S.Si mengenai
”Status
Burung Paruh Bengkok di Indonesia”.
Burung
paruh bengkok adalah semua burung yang ada di family Psittaciformes dan
paruhnya melengkung. Indonesia memiliki jumlah jenis endemik burung paruh
bengkok terbanyak (38 endemic dari 89 jenis di Indonesia). Status
keterancamannya : 2 jenis kritis (Cacatua sulphurea dan Charmosyna toxopei), 4 jenis terancam,
6 jenis rentan, 17 hampir terancam, dan
60 beresiko rendah. Ancaman yang terjadi pada burung paruh bengkok diantaranya
adalah hilangnya dan perburuan. hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu konservasi
yaitu dengan menceagah pemeliharaan, terlibat kempanye, dan riset.
Acara
dilanjutkan dengan materi kedua yang dibawakan oleh Andes Sachran, S.Si
mengenai ”Perilaku Harian Burung Bayan Jantan”. Perilaku harian yang diamati
adalah makan, diam, dan kawin. Terdapat 2 kandang burung bayan. Kandang 1
berisi 2 jantan dan 1 betina. Kandang 2 berisi 1 jantan dan 1 betina. Perilaku
aktivitas lebih banyak dilakukan oleh burung bayan jantan yang memiliki
pesaing. Burung bayan yang memiliki pesaing lebih banyak melakukan kopulasi
untuk mempererat hubungannya dengan betina. Penempatan 2 burung bayan jantan
dan 1 burung bayan betina dalam satu kandang tidak baik karena dapat
mengakibatkan 1 burung bayan jantan stress karena tidak memiliki pasangan.
Closing
statement dari Jihad, S.Si dan Andes Sachran, S.Si yaitu burung lebih indah di
alam, dari pada di kandang, untuk membantu konservasi dapat dilakukan dengan
pencegahan pemeliharaan, kampanye dari lembaga konservasi dan riset. Kemudian
pemberian sertifikat dan bingkisan moderator yang diserahkan oleh Bpk. Agung
Sedayu.
Acaraa
selanjutnya diisi dengan pengisian materi terakhir oleh Zahrah Afifah mengenai Kasus dan Fakta Perdagangan. Terdapat 3 modus perdagangan Burung Paruh Bengkok
di Indonesia yaitu :
1. Modus
online trade
2. Modus
penyelundupan
3. Modus
konvensional
Modus
penyelundupan merupakan modus yang paling tinggi karena untuk distribusi ke
online trade dan konvensional. Jenis yang banyak dijual adalah Nuri dan
Kakaktua. Tindakan lanjut yang dilakukan untuk mengkonservasi Burung Paruh
Bengkok diantaranya adalah pelepasliaran, monitoring pelepasliaran tersebutm
dan rehabilitasi.
Komentar
Posting Komentar