Kirim Delegasi 2: Maleo the Heart of Wallacea

Kirim Delegasi 2: Maleo the Heart of Wallacea

Audila Maharani Y  (KSP XVIII)


Bogor - Pada (5/6) bertepatan dengan peringatan hari Keanekaragaman Hayati, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) dan Lawalata Institut Pertanian Bogor mengadakan Webinar dengan tajuk "Maleo The Heart of Wallacea" mebahas tentang burung eksotik nan cantik endemik pulau sulawesi tersebut. pada webinar ini KSP Macaca UNJ mengirimkan delegasi untuk menyaksikan dan belajar dalam seminar tersebut yakni Audila (KSP XVIII), Niki (KSP XVIII), dan Bani (KSP XVI). seminar yang diadakan begitu menarik dan informatif sehingga sayang sekali apabila dilewatkan begitu saja. oleh sebab itu, Audila membuat resume materi yang dapat dinikmati ilmunya bersama-sama. Please enjoy!



Judul Materi : Paleo-Ekologi dan Biodiversitas Sulawesi 

Pemateri : Abdul Haris Mustari 

Paleo-ekologi dapat diartikan sebagai ekologi pada masa lampau.


Sulawesi merupakan salah satu pulau yang proses pembentukan dan sejarah geologinya paling rumit di dunia, bentuknya pun unik, ada yang mengatakan seperti huruf K, dan ada juga yang menggambarkannya seperti sarang laba-laba. 

Sejak lebih dari 1-2 juta tahun yang lalu, Sulawesi sudah tidak terhubung dengan pulau lain, seperti Kalimantan di barat dan Kepulauan Maluku di timur. ‘Keunikan dan kerumitan’ pembentukan geologinya berdampak terhadap ‘keunikan dan kerumitan’ proses evolusi dan biodiversitas Sulawesi. Apabila kita berbicara mengenai daratan Sulawesi, maka yang paling tua umur geologinya adalah di bagian tengah. 

Lalu bagaimana kaitannya dengan evolusi/ spesiasi dan biodiversitas Sulawesi? 

Beberapa megafauna terestrial endemik Sulawesi, seperti Anoa, Babirusa, Babi hutan Sulawesi, akar evolusinya bermula di bagian tengah Sulawesi. Demikian pula dengan jenis-jenis primata Sulawesi, monyet hitam Sulawesi (Macaca spp.,8 spesies), dan tarsius (Tarsius spp., 11 spesies)., akar evolusinya bermula dari kawasan bagian tengah Sulawesi.

Spesies tersebut mengalami evolusi dan spesiasi allopatrik/ Adaptive Radiation (yaitu spesies yang berasal dari leluhur yang sama, kemudian terjadi penyebaran populasi; populasi yang baru mengalami isolasi geografi dan isolasi genetik; yang pada akhirnya menjadi beberapa spesies yang berbeda dengan spesies leluhurnya).

Tidak ada daratan di Sulawesi yang jauhnya lebih dari 90 km, karena memang bentuknya sempit.

 Biodiversitas Sulawesi:

·         Mamalia lebih 130 spesies (lebih 80 spesies endemik)

·         Burung 420 spesies (127spesies endemik)    

·         Reptil 104 spesies (29 spesies endemik)

 

Judul Materi  : Burung-Burung Endemik Sulawesi

Pemateri         : Jihad

Saat ini Indonesia memiliki 1794 spesies burung, dan secara global Indonesia menempati urutan ke-4 dunia dalam hal kekayaan spesies burungnya. Terdapat 420 jenis burung di Sulawesi, 137 diantaranya merupakan endemis Sulawesi (hanya terdapat di Sulawesi), dan bahkan ada 24 jenis burung yang hanya ditemukan di pulau-pulau kecil Sulawesi. Namun sayangnya ada 49 jenis burung yang terancam punah secara global.

Ancaman utama bagi jenis burung di Sulawesi :

1. Perburuan dan penamhkapan untuk dijadikan peliharaan
2. Penurunan kualitas habitat burung atau bahkan habitatnya hilang, karena dialih fungsikan untuk ladang dan sebagainya.

Judul Materi  : Maelo sebagai Jantung Hati Wallace

Pemateri         : Hanom Bashari

Siklus hidup Maleo itu unik.

Sepasang maleo akan keluar dari  hutan dan mencari lokasi peneluran. Dalam satu tahun mereka bisa datang antara 8-12 kali ke lokasi peneluran. Lokasi yang dipilih biasanya yang panas/ hangat, misalnya dipesisir pantai.

Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, induk akan memendam telurnya pada kedalaman bisa sampai 1 meter.

Setelah itu pasangan maleo tersebut masuk ke hutan lagi. Setelah kurang lebih 2 bulan, telur tersebut akan menetas, dan anaknya akan memasuki hutan sendirian. Jadi maleo itu tidak mengerami telurnya.

Hari Maleo sedunia jatuh pada 21 November

 

Judul Materi : Strategi Konservasi Maleo di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Pemateri : Supriyanto

1. Pengelolaan dan pembangunan Sanctuary Maleo

·         Sanctuary Maleo Tambun (SK Dirjen KSDAE No. SK.377/KSDAE/SET/KSA.2/9/2016)

·         Sanctuary Maleo Muara Pusian (SK Dirjen KSDAE No. SK.376/KSDAE/SET/KSA.2/9/2016)

·         Sanctuary Maleo Hungayono (SK Dirjen KSDAE No.SK.375/KSDAE/SET/KSA.2/9/2016)

2. Pembinaan Habitat Maleo

·         Penanaman tanaman pakan/naungan, tenggeran,

·         Pembersihan areal peneluran,

·         Perbaikan sarana/prasarana,

·         Pemasangan papan larangan/papan informasi, dll

3. Penyadartahuan Masyarakat

·         Penyuluhan

·         Sosialisasi

·         Kampanye

·         Anjangsana

·         Visit School

4. Patroli Perlindungan dan Pengamanan

5. Pelibatan Masyarakat dalam pengelolaan Nesting Ground dan Sanctuary Maleo

6. Program Orang Tua Asuh (Foster Parent) Maleo


Judul Materi               : Harapan dalam Sebutir Telur

Pemateri                      : Herman Teguh 

Maleo (Macrocephalon maleo) adalah burung unik

·         Hanya ada di Pulau Sulawesi & Buton

·         Jenis tunggal dari genus Macrocephalon

·         Berpasangan ketika bertelur.

·        Meletakkan telur dalam lubang- lubang yang digali bergantian: di Nesting Ground komunal, di pinggir pantai, di pinggir sungai, di dalam hutan

·         Ukuran telur besar (± 230 gram); telur diinkubasi oleh: radiasi matahari; atau panas bumi.

·         Anak yang menetas harus bertahan hidup sendiri

 

Maleo terancam punah :

·         Terdaftar sebagai ENDANGERED dalam IUCN Red List.

·         Terdaftar dalam Appendix I CITES

·         Dilindungi oleh Pemerintah Indonesia (PP No.7 Tahun 1999).

 

Mengapa terancam ?

·         Sebarannya sempit

·         Hutan sebagai habitatnya: menyusut, terfragmentasi

·         NG rusak atau lenyap oleh pemukiman, pertanian/perkebunan; jalan

·         Konektifitas NG dengan habitat, terganggu atau putus: NG terisolasi, resiko kematian anak meningkat

·         Predator non-alami (anjing, tikus, tumbuhan invasif)

Pencurian telur

Bagaimana ringkasan materi pada webinar tersebut? sangat menarik bukan? semoga dapat menambah wawasan dan kepekaan kita semua untuk selalu menjaga bumi ini dimulai dari diri sendiri agar keanekaragaman hayati di Indonesia tidak menurun.

Salam Lestasi! Salam Konservasi!
KSP Macaca UNJ. Inisiatif, Kreatif, Kontributif

📣HUMAS KSP Macaca UNJ 



Komentar

  1. Mantappppp😍❤ terima kasih yaa notulensinya keren bisa nambah ilmu🥰

    BalasHapus

Posting Komentar