Kirim Delegasi 3 : Pelepasliaran Burung di Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Kirim Delegasi 3 : Pelepasliaran Burung bersama BKSDA Jakarta di Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Rizka Malintan (KSP XVIII)

Jakarta- Jumat, 28 Mei 2021 BKSDA Jakarta menggelar kegiatan  pelepasliaran satwa di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, kegiatan ini merupakan bagian program dari Kementrian lingkungan hidup untuk meningkatkan keanekaragaman hayati Indonesia dengan tema “Living In Harmony With Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara”. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana informasi serta mengedukasi bagaimana proses pelepasanliaran satwa serta mengajak seluruh bagian masyarakat untuk berkontribusi dalam pelestarian satwa. Untuk mendukung pencegahan COVID-19 setiap alur kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan 5M. Sebelum memulai seluruh acara, peserta dan panitia wajib melakukan  tes rapid antigen, dan dinyatakan bahwa seluruh peserta dan panitia dalam kegiatan pelepasliaran dinyatakan negatif.



Pembukaan

Acara dimulai pada pukul 07.30 dengan pembukaan dipandu oleh  MC dari BKSDA Jakarta dan dilanjutkan dengan pembacaan doa.

Laporan Kepala BKSDA Jakarta

Kepala BKSDA Jakarta melaporkan dalam kegiatan pelepasliaran satwa yang diselenggarakan di TWA Angke sebanyak 65 Burung yang akan dilepasliarkan merupakan hasil pengembangbiakan dari Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah, Tama Margasatwa Ragunan Dan Penangkaran Sinaga Wiyogo Jakarta, meliputi 4 ekor Jalak Putih (Acridotheres melanopteru), 4 ekor Pecuk Padi (Phalacrocorax sulcirosttis), 10 Ekor Kowak Malam (Nycticorax nycticorax), 4 ekor Kuntul Kerbau (Bulbus Ibis), dan 43 ekor Tekukur (Streptopelia chinensis).

Kepala BKSDA Jakarta juga mengajak masyarakat untuk tidak memburu satwa dan saling bahu-membahu bersama BKSDA menjaga kelestarian alam. Jika ditemukan adanya satwa yang masuk ke dalam area pemukiman sebaiknya diserahkan kepada BKSDA, karena satwa tidak bisa atau tidak boleh langsung dirilis di habitat alami karena dapat mengganggu keseimbangan ekosistem ataupun dapat berbahaya bagi satwa itu sendiri. 

Sambutan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam menjelaskan Taman Wisata Alam Angke Kapuk sebelum dijadikan taman wisata merupakan tambak-tambak yang kemudian pada tahun 2006 direstorasi menjadi wilayah konservasi. Keberhasilan dari restorasi kawasan ini adalah adanya peningkatan vegetasi mangrove dan ditemukannya berbagai jenis burung di dalamnya. Diharapkan pelepasliaran ini dapat memotivasi seluruh konservator dalam mewujudkan kelestarian alam.

Pelepasliaran satwa

Puncak dari kegiatan ini adalah pelepasliaran burung-burung ke habitatnya, dipandu oleh Irfan Hakim untuk memulai proses pelepasliaran “Kita bersama-sama mengantarkan burung-burung ini ke rumah asli mereka, semoga mereka bisa tetap lestari” Ujar Irfan hakim . Pelepasliaran burung pertama kali dilakukan oleh Dirjen KSDAE sebanyak 4 individu Jalak Putih, "Kita lepas burung Jalak Putih ini, semoga bisa hidup bahagia di habitatnya, tempat terbaik bagi satwa adalah di habitatnya" ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem. 



KSP Macaca UNJ juga berkesempatan untuk ikut melepasliarkan sebanyak 2 individu Burung Kuntul Kerbau ke habitatnya, diharapkan melalui program ini dapat menjadi bagian kontribusi nyata dalam konservasi satwa dan memperkaya keanekaragaman hayati di Jakarta.


Penutupan dan Seminar Kit



Komentar