Kirim Delegasi 6 : Webinar Konservasi PKSDA XXV - Upaya Konservasi Satwa Kukang dari Ancaman Kepunahan
Kirim
Delegasi 6 : Webinar Konservasi PKSDA XXV - Upaya Konservasi Satwa Kukang dari
Ancaman Kepunahan
Anis Muthiah (KSP XIX)
Jakarta - Pada (5/8)
telah dilaksanakan Webinar Konservasi PKSDA XXV dengan tema “Upaya
Konservasi Satwa Kukang dari Ancaman Kepunahan” yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Universitas Lampung. Webinar ini mengundang tiga
orang pembicara yang merupakan ahli di bidangnya.
Materi 1 yaitu “Ekologi dan Zoologi Biosistematika Satwa Kukang” - Oleh:
Prof. Dr. Ir. Ibnu Maryanto, M.Si (Peneliti Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia)
Kandang Penangkaran
Kukang
-
Lubang tersembunyi
-
Air dan pakan
-
Sumber cahaya redup
-
Hiasan buatan
- Pohon buatan
Keseimbangan Ekosistem (Kawasan Yang Baik Harus Ada)
- Produsen Pangan : Tumbuhan dengan hijau daunnnya atau clorofil + matahari = hidrat arang
- Konsumen Pertama : Misalnya serangga lalat kacang meletakkan larva di biji kedelai dan akhirnya makan keping biji. Selain itu tikus, kancil, rusa, kanguru, gajah makan daun
- Konsumen Kedua : Misalnya serangga dimanfaatkan oleh burung, kodok dsb
- Konsumen Puncak : Misalnya harimau, komodo, dan elang
-
Perombak : Kapang biawak makan bangkai
Kriteria Langkah dan Rawan Punah
Belum didasarkan pada pelestarian fungsi jenis bagi kelestarian alam ataupun ekosistem contoh:
-
Elang jawa (Spizaetus bartelsi) mencari pakan
sejauh 5 km atau daerah jelajah 0.785 km
-
Sesap madu mencari pakan 0.5 km atau daerah
jelajah 0.785 km
Jika areal 785 km ada 10 ekor berarti tidak langka, tetapi jika hanya 10 pasang sesap madu berarti langka
Batasan Jenis Hayati Perlu Dilindungi
- Populasi rendah cenderung turun
- Sebaran sempit (Tarsius sangirensis)
- Megaherbivora (Gajah) 4. Top karnivora (Harimau)
- Migrasi : lokal misal curik bali dan Internasional misal Kapinis karat Hirundo (terbang dari siberia hingga tropika
- Ruaya (Ikan sidat dari hulu sungai ke dasar laut dalam, penyu dari sub tropis ke tropis)
- Ekosistem specifik (wader goa)
- Pemberi anergi pada habitat specifik (kelelawar/walet)
- Perairan laut dalam (ikan purba Latimea menadoensis)
- Adaptasi rendah perubahan iklim misal burung yang hidup di akar papan di Kalimantan (Lophura bulweri)
- Bergerak lambat (Kukang, Kuskus)
- Pasangan tetap (Burung Cendrawasih Psitacidae)
- Fekunditas rendah (Sidat)
- Sex rasio terbatas (Cendrawasih kecil Paradicea minor, 1 betina perlu banyak jantan untuk dipilih satu)
- Stadia larva lama (Tonggerek)
- Mengandung anak lama dan tingkat dewasa lama (misal Gajah, Badak)
- Bertelur beranak (Landak Irian Zooglossus Bruijnii)
Materi 2 yaitu “Primata Endemik Sumatra: Keanekaragaman, Ancaman
dan Status Konservasi Kukang ” - Oleh: Prof. Jatna Supriatna, Ph.D. (Dosen
Universitas Indonesia dan Ahli Biologi Konservasi Primata Indonesia)
Problem Primata di Indonesia
- Konversi hutan untuk Pertanian : Kelapa sawit, Pulp, Karet dll
- Illegal poaching (perburuan) dan perdagangan satwa
- Kebakaran hutan
- Pembangunan infrastruktur : Jalan dan Kereta Api
-
Minyak, Batubara dan lain lain
New Development Kebijakan Kehutanan
- Moratorium Hutan alam dari sejak President SBY
sampai sekarang, artinya sekitar 63 juta ha tidak dikonversi secara legal
(INPRES)
- Perubahan paradigma di KLHK, menagarah ke Landscape dan Ecosystem Service/ Green Development.
- Konsesi hutan ke arah pasar karbon, kebijakan hutan menjadi lebih ramah lingkungan dan masyarakat
- Pemenuhan NDC dari FOLU, menorah pada perbaikan hutan alam
- Mandat BRGM lebih luas dalam restorasi
- Komitmen pada regime international: Paris Agreement, SDG dan CBD
Perubahan
iklim dan deforestasi terkait erat dengan bencana kesehatan, seperti HIV,
Ebola, SARS, Covid 19. Densitas biodiversity yang tinggi
menunjukkan tingginya potensi bakteri, amuba, virus. Hutan terbakar atau
dikonversi menjadi penggunaan lain, keadaan itu sebenarnya seperti membuka
kotak bencana kesehatan.
Deforestasi
merupakan penyumbang utama kasus spillover atau zoonosis. Wet market atau Pasar
Hewan liar (Wildllife trade) harus di tutup, jangan sampai ada pandemi lagi.
Epidemi virus NIFAH, SARS, MERS, Avian Influenza, atau Emerging Infectious
Disease. DI Indonesia spt di Pasar Burung Pramuka, Psar Tomohon, Pasar di Medan
dan banyak lagi.
Materi 3 “Dinamika Konservasi dan Peran YIARI dalam Membantu Penyelamatan Satwa Kukang” - Oleh: Ismail Agung Rusmadipraja, S.Si. (Campaign Manager YIARI Indonesia)
Yayasan
IAR Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pelestarian
primata Indonesia dengan berbasis pada upaya penyelamatan, pemulihan,
pelepasliaran, dan pemantauan pascalepasliar. IAR Indonesia juga berkomitmen
memberikan perlindungan primata dan habitatnya dengan pendekatan holistik
melalui kerja sama multipihak untuk mewujudkan ekosistem harmonis antara
habitat, satwa, dan manusia.
Peran yang YIARI
Lakukan Bersama Mitra
- Rehabilitasi
- Edukasi dan Penyadartahuan
- Pelepasliaran dan Monitoring
- Ketahanan Habitat
- Mendukung Penegakan Hukum
Tren Kondisi
Gigi Kukang Di Pusat Rehabilitasi
- 2008-2014, persentase penerimaan kukang dengan gigi terpotong tinggi, yaitu rata-rata 54.28% per tahun
- Kukang hasil penegakan hukum hanya 3% dengan kondisi gigi terpotong
- 2015-2019, persentase penerimaan kukang dengan gigi terpotong menurun, dengan rata-rata 15.35% per tahun
Tantangan Konservasi Di Masa Kini
- Waspada modus baru operandi perdagangan ilegal satwa liar
- Meningkatkan partisipasi publik dalam perlindungan kukang dan habitatnya
- Zoonosis (penyakit dari manusia ke satwa ataupun sebaliknya)
Salam Lestari!
Salam Konservasi!
KSP Macaca UNJ
Inisiatif,
Kreatif, Kontributif
© HUMAS KSP Macaca UNJ
Komentar
Posting Komentar