Kirim Delegasi 4: Orangutan Tapanuli : Nasibmu Kini dan Nanti
Ø “Orangutan Tapanuli dan Strategi
Konservasinya.”
Pembicara:
Dr. Ir. Hotmauli Sianturi, M.Sc.For
(Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara)
Secara
nasional, Orangutan Tapanuli (Pongo
tapanuliensis) dideklarasikan secara nasional sebagai orangutan jenis baru
pada November 2017 oleh Dirjen KSDAE, Kementrian KLHK.
·
Fakta
Orangutan Tapanuli:
-
Ekosistem:
Tersebar di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli
Utara.
-
Habitat alami: Kawasan Ekosistem Batang Toru,
namun tidak seluruhnya kawasan tersebut menjadi rumah bagi Orangutan Tapanuli.
-
Populasi: Sangat terbatas, diperkiraan
jumlahnya tidak lebih dari 1000 individu.
-
Penyebab keterbatasan populasi: Tingkat
perkembangbiakan Orangutan Tapanuli yang sangat lambat dengan rata-rata beranak
individu betinanya sekitar 15 tahun dengan jarak 8-9 tahun antar kelahirannya.
-
Kemampuan hidup: Berkisar 50-60 tahun.
-
Ancaman populasi: Konflik dengan manusia,
perburuan, isolasi populasi, dan lain-lain.
-
Ancaman habitat: Fragmentasi habitat,
konversi laha, penebangan hutan, dan lain-lain.
-
Masuk dalam kriteria daftar spesies
“sangat terancam punah” (Critically
Endangered), dalam daftar merah IUCN. Lebih langka dari spesies kera besar
lainnya.
·
Konflik
Orangutan Tapanuli
Konfik antara Orangutan
Tapanuli dengan manusia biasanya meningkat pada saat musim panen buah seperti
buah durian atau petai di kebun masyarakat, pernah terjadi kerusakan kebun
masyarakat oleh Orangutan Tapanuli.
·
Ekosistem
Batang Toru.
Dari tahun 2010-2019, laju
kehilangan hutan di kawasan Batang Toru kian meningkat. Berdasarkan Menhut No.
579/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumater Utara, kelompok Hutan
Batang Toru terdapat Hutan Suaka Alam, Hutan Produksi, Hutan Lindung, dan Areal
Penggunaan Lain (APL). Pada kawasan tersebut, terdapat 138 jenis tumbuhan
sebagai sumber pakan Orangutan Tapanuli. Fragmentasi habitat menjadi
permasalahan di kawasan Batang toru. Selain itu, banyak juga terjadi perburuan
dan konflik satwa.
·
Strategi
Konservasi Orangutan Tapanuli.
Pembangunan
Koridor Hidupan Liar.
Untuk meminimalisasi
kepunahan jenis serta memperkuat areal bernilai konservasi tinggi, pembukaan
koridor hidupan liar dinilai cukup berpeluang besar.
Ø “Orangutan Tapanuli: Primata Paling
Terancam di Dunia.”
Pembicara:
Dr. Sri Suci Utami Atmoko. (Dosen UNAS & Peneliti Orangutan)
·
Perkiraan populasi tahun 2016 didasarkan
pada informasi yang berasal dari cakupan survei yang lebih luas, sementara
prakiraan terdahulu berdasarkan survei yang terbatas.
·
Populasi minimum untuk dapat
mempertahankan viabilitas (minimum viable population) di Sumatera setidaknya
dibutuhkan 500 orangutan untuk menstabilkan besaran populasi dan menghindari
penyusutan jumlah.
· Hasil PHVA menunjukkan bahwa tidak satupun
dari dua populasi alam liar orangutan tapanuli yang masih dapat bertahan dalam
jangka panjang (500 tahun) di bawah tingkat proyeksi hilangnya habitat dan
pengambilan orangutan dari alam liar. Fragmentasi, cenderung meningkatkan
tingkat penyusutan dan risiko kepunahan. Peluang kelangsungan hidup menjadi
tinggi, apabila proses kehilangan habitat dan pengambilan orangutan dari alam
liar dihentikan dengan segera.
·
Kegiatan Komunitas HATABOSI merupakan
sebuah paktik perlindungan dan konservasi SDA berbasis masyarakat. Jenis
kegiatan yang dilakukan ialah pembersihan saluran, melakukan inspeksi jaringan
sepanjang 6 kilometer.


Mantappppp😍❤ terima kasih yaa notulensinya keren bisa nambah ilmu🥰
BalasHapusSukak sekali🥰
BalasHapusAaa suka banget 🦧 kerennn
BalasHapus